🥇 Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan

Berikutini tayangan dialok Strategi dan Teknik Penyusunan Proposal Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek Dikti, Narasumber Prof. Dr. Ir. Didik Sulistyanto, bersama President of Academic Internasional Consortium (AIC) of Indonesia/President Director of Piksi Ganesha, Dr. H. K. Prihartono, A.H, Drs., S. Sos., S. Kom., M.M. (PjR/Galery 3 Angkat badan ke atas hingga kedua tangan lurus, badan dan kaki merupakan garis lurus. 4) Kemudian badan diturunkan kembali dengan jalan membengkokkan kedua siku, badan dan kedua kaki tetap lurus dan tidak menyentuh lantai. 5) Lakukan latihan ini berulang-ulang selama 30 detik. c. Aktivitas latihan kekuatan otot punggung PenilaianTerhadap Hasil Belajar Aspek Psikomotorik. Dosen Pengampu: Rahmat Kamal., M.Pd. I. 1. Dwistha Anis P (2021112200) 2. Yeti Khalalah (2021113014) 3. Mia Arismaya (2021113131) TeknikPenilaian. Teknik Instrumen. Instrumen. 1. · Mendiskusikan bagaimana cara memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan gerak fundamental permainan sepak bola (menendang Dengan sedikit mengangkat kaki, kaki bagian dalam mengenai bola hingga gerakan terhenti. (3) Bergantungangkat badan (pull up) untuk putra umur 12 tahun keatas, dan bergantung siku tekuk (flexed arm hang) untuk putri dan putra umur kurang dari 12 tahun; Kekuatan peras (grip strength) Lari hilir-mudik (shutttle run) 4 X 10 m; Baring duduk (sit up) selama 30 detik; Lentuk togok ke muka (forward flexion of trunk) Lari jauh: Pemeriksaanyang dilakukan terdiri dari penilaian pasien berdiri dan berjalan. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi pasien berdiri. [1,8] Gaya Berdiri ( Station) Pemeriksa harus memperhatikan sikap dan postur saat pasien berdiri. Individu normal akan berdiri tegak, kepala ke atas, dada dibusungkan, dan perut masuk ke dalam. Perlahanlahan angkat kedua kaki ke atas dan luruskan, pandangan ke bawah. 3. Pertahankan keadaan ini beberapa saat, kemudian lakukan berulang-ulang. I. PENILAIAN Teknik penilaian: 1. Tes unjuk kerja Bagaimana analisis gerakan ∑ handstand? Sikap kepala Sikap tangan Sikap badan Sikap kaki Nilai 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 cucimuka sebelum masuk ruang tes. lakukan pemanasan wajah sebelum melakukan tes wawancara. dengan cara mengucapkan 1 biru 2 biru . 10 biru berulang2 sampai 4 menit. agar mulut nantinya tidak kaku dan intonasi dan pengucapan jelas saat tes. berdoa. karena belum tentu yang pintar yang keterima dalam tes perekrutan kerja. ( tergantung job desk ) 3 Penilaian Kompetensi Keterampilan a. Teknik penilaian Tes Kinerja (Lampiran 3) b. Instrumen Penilaian : Lembar observasi keterampilan bolavoli c. Indikator dan Instrumen penilaian No Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik Penilaian 4.1 Memprakti kan gerak spesifik dalam berbagai permainan bola besar sederhana dan atau tradisional Passing V32wx. Teknik Penilaian Tes Eureka Pendidikan. Dalam pembelajaran terdapat beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik. Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk rnendapatkan informasi tentang proses dan produk belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat tersebut harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan jumlah materi pembelajaran yang sudah disampaikan Rosana, 2014. Dalam memilih teknik penilaian untuk kelompok mata pelajaran, pendidik juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut. 1. Karakteristik kelompok mata pelajaran . 2. Rumusan kompetensi mata pelajaran dalam KI dan KI L. 3. Rumusan indikator pencapaian setiap KD. Pada dasarnya, teknik penilaian yang digunakan dalam pendidikan terdiri dari dua jenis yaitu teknik penilaian tes dan non-tes Arifin, 2014. Teknik penilaian tes terdiri dari tes tulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang teknik penilaian tes. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pertanyaan yang yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes Mardapi, 2007. Tes dibagi menjadi tiga jenis yaitu a tes tulis; b tes lisan; dan c tes perbuatan. a. Tes tertulis paper pencil test Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis. Arifin 2014 119 menyatakan bahwa tes tulis memiliki dua bentuk yaitu bentuk uraian essay dan bentuk objektif objective. 1 Uraian Tes bentuk uraian terdiri dari dua jenis yaitu uraian terbatas dan uraian bebas. Dalam menjawab soal uraian terbatas, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batasnya. Walaupun jawaban peserta didik beraneka ragam, tetapi harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawaban. Penilaian dalam soal uraian terbatas biasanya pada mata pelajaran sains. Penilaian ini lebih objektif karena setiap langkah memiliki skor. Berbeda halnya pada uraian bebas, peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai kemampuannya. Penilaian uraian bebas biasa digunakan pada mata pelajaran sosial. 2 Objektif Tes objektif juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Tes ini disebut objektif karena penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif meliputi pilihan ganda, benar-salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian. Jika ditinjau dari tujuannya terdapat empat macam tes yang digunakan lembaga pendidikan, yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif Mardapi, 2007 88. 1 Tes penempatan Tes penempatan dilakukan di awal pelajaran. Hasil tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta didik. Dalam mempelajari suatu bidang studi dibutuhkan pengetahuan pendukung. Pengetahuan pendukung tersebut dapat diketahui dengan menelaah hasil tes penempatan. Contohnya, sebelum mempelajari materi dinamika partikel, peserta didik membutuhkan pengetahuan pendukung tentang differensial dan integral. 2 Tes diagnostik Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes tersebut dilakukan jika diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil tes diagnostik memberika informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. 3 Tes formatif Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang semester. Materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan. 4 Tes Sumatif Tes sumatif diberikan di akhir pelajaran, atau akhir semester. Hasil tes sumatif menentukan keberhasilan belajar peserta didik untuk mata pelajaran tertentu. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai. Hasil tes dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan belajar, keberhasilan mengajar, serta keduanya. b. Tes lisan Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran Rosana, 2014. c. Tes perbuatan atau praktik atau kinerja Tes praktik, juga biasa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya Rosana, 2014. Tes praktik dapat berupa tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes petik kerja. Tes tulis keterampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang diekspresikan dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk membuat desain atau sketsa gambar. Dalam pembelajaran IPA, kemampuan merancang eksperimen termasuk bagaimana merancang rangkaian peralatan yang digunakan termasuk contoh tes tulis keterampilan. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera, misalnya mengetahui kerusakan mesin berdasar suaranya, mengetahui nama preparat berdasarkan bayangan benda yang dilihat di bawah mikroskop. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan tanpa menggunakan peralatan/benda yang sesungguhnya. Tes petik kerja dipakai untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya seperti mendemosntrasikan cara memasak, cara menghidupkan mesin, atau cara menggunakan mikroskop. Setelah memahami mengenai apa itu yang dimaksud dengan Teknik penilaian tes, selanjutnya alangkah baiknya anda juga memahami bagaimana teknik melakukan penilaian non tes yang biasanya selalu beriringan dalam sebuah penelitian KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, dan dapat bantuan dari pihak dan berkat kerja sama kelompok sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Makassar, februari 2019 penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….. i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………ii BAB I 3 PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 B. Rumusan masalah 4 C. Tujuan Makalah 4 D. Manfaat 4 BAB II 5 ISI 5 A. Definisi kelentukan 5 B. Macam-macam kelentukan 6 C. Bentuk latihan kelentukan 8 D. Tes kelentukan……………………………………………………………………. E. Latihan kelentuka …………………………………………………………….. BAB III 10 PENUTUP 10 A. KESIMPULAN 10 B. SARAN 11 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………12 BIODATA PENULIS…………………………………………………………………………………………………………13 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan olahraga nasional, sebagai mana yang di gariskan dalam UU no. 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional adalah meliputi olahraga pendidikan,olahraga prestasi dan olahraga rekreasi yang dilakukan secara terencana berkelanjutan,terukur dan komprehensif. Hal ini sesuai dangan tujuan keolahragaan nasional yakni meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas nilai moral dan akhlak yang mulia ,sportifitas,disiplin memperererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa. Seiring dengan kemajuan teknologi,upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu pendekatan olahraga saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh atlet atau pelatihnya saja,tetapi juga dari ilmuan dari berbagai diiplin ilmu. Latihan merupakan suatu factor yang sangat penting dalam meningkatkan kelentukan otot,sedangkan kelentukan merupakan modal untuk mempermudah kita dalam mencapai gerakan-gerakan yang menuntut kelentukan otot dan sendi. Berpijak dari urain diatas,penulis berkesimpuulan bahwa pentingnya melakukan tes dan pengukuran kelentukan otot sebagai suatu parameter kemampuan fisik dan parameter kemampuan fisiologis. Rumusan masalah Apa definisi dari kelentukan? Apa tujuan dan manfaat kelentukan? Apa saja macam-macam kelentukan ? Bagaimana tes mengukur kelentukan ? Apa saja latihan kelentukan? Tujuan Makalah Untuk mengetahui tentang definisi kelentukan . Untuk mengetahui tujuan dan manfaat kelentukan. Untuk mengetahui macam-macam kelentukan. Untuk mengetahui tes kelentukan. Untuk mengetahui bentuk latihan kelentukan. Manfaat Manfaat makalah ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana cara memepelajari kelentukan sesuai dengan latihan-latihan sesuai dengan tes dan pengukuran dan juga sebagai bahan diskusi. BAB II ISI Definisi kelentukan Kelentukan adalah kemampuan tubuh mengulur tubuh seluas-luasnya yang ditunjang oleh luasnya gerakan pada sendi. Kemampuan mengerakkan anggota tubuh seluas-luasnya, berhubungan erat dengan kemampuan gerakan kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya. Kemampuan ini terkait juga dengan kemampuan peregangan otot dan jaringan sekeliling sendi. Kelentukan flexibility merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas Jonath/Krempel, 1981.Flexibility refers to the range of motion around a joint Bompa, 2000 31. Dapat dijelaskan bahwa kelentukan merupakan kemampuan pergelangan/persendian untuk dapat melakukan gerakan kesemua arah dengan amplitudo gerakan range of motion yang besar dan luas sesuai dengan fungsi persendian yang digerakkan. Istilah lain dari kelentukan yang sering ditemukan adalah keluwesan, kelenturan dan fleksibilitas. Kelentukan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan koordinasi. Kelentukan berbicara tentang kemampuan fungsi persendian/pergelangan seperti sendi bahu, lutut, kaki, pinggul, pergelangan tangan dan lain-lain. Kemampuan kelentukan ditandai oleh keluasan gerakan yang dapat dilakukan pada persendian/pergelangan. Untuk mengetahui tingkat kelentukan togok tubuh dapat diukur menggunakan sits and reach test. Sedangkan untuk mengukur kelentukan sendi pinggul dapat menggunakan split test, dan lain sebagainya. Kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai bentuk gerakan dan keterampilan secara baik sangat ditentukan oleh amplitudo gerakan. Semakin besar amplitudo gerakan maka makin luas gerakan yang dapat dilakukan. Keberhasilan melakukan gerakan-gerakan tergantung dari amplitudo sendi atau luas gerakan yang seharusnya melebihi kelentukan yang dibutuhkan oleh gerakan Bompa, 1993 375. Dengan demikian jelas bahwa kelentukan memegang peranan yang sangat besar dalam mempelajari keterampilan gerakan dan dalam mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain. Untuk mengembangkan kecepatan lari cepat 100 meter, seorang pelari cepat harus memiliki amplitudo gerakan tungkai yang besar untuk bisa menghasilkan langkah yang jauh kedepan. Dengan kata lain, tanpa kelentukan kecepatan lari tidak berkembang secara optimal. Seorang spiker/smasher dalam permainan bolavoli tidak akan bisa melakukan pukulan spike dengan kuat dan terarah tanpa didukung oleh kemampuan kelentukan persendian tubuh, bahu, kaki dan tangan, karena kelentukan diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan power otot lengan, bahu, otot perut dan otot tungkai untuk meloncat. Spike/smash adalah suatu keterampilan gerak yang dalam permainan bolavoli disebut dengan teknik memukul spike/smash dengan tingkat koordinasi gerakan melebihi teknik-tknik bolavoli yang lain. Besarnya pengaruh kelentukan terhadap penguasaan ketrampilan-keterampilan gerakan juga terlihat pada cabang olahraga senam, sepak bola, basket, sepak takraw, lompat tinggi, lompat galah, golf, bulu tangkis dan lain sebagainya. Pendek kata hampir seluruh cabang olahraga yang memerlukan koordinasi yang tinggi dan rumit memerlukan kelentukan atau fleksibilitas persendian tubuh sesuai dengan tingkat kebutuhan olahraganya, karena tiap cabang olahraga membutuhkan tingkat kelentukan yang berbeda. Selain dari fungsi kelentukan yang dijelaskan di atas, kelentukan juga dapat berfungsi untuk keindahan dan kelacaran gerakan seperti yang terlihat dalam olahraga senam dan loncat indah. Manfaat dan tujuan kelentukan Garis besarnya, efektifitas dari aktivitas yang kita lakukan salah satunya dipengaruhi oleh seberapa tingkat kelenturan tubuh kita. 1. Memperbaiki sikap tubuh Kita tentu ingin memiliki postur tubuh yang ideal bukan. Panjang bahu, panjang tulang punggung, panjang kaki semuanya bisa dipengaruhi oleh seberapa lentur persendian dan otot kita. Kelenturan tubuh yang baik dapat memperbaiki sikap tubuh dan meningkatkan postur tubuh karena latihannya melibatkan otot punggung bagian bawah, dada dan pundak. 2. Membantu meraih prestasi dalam suatu cabang olahraga Seperti yang sudah di ulas sebelumnya bahwa hampir setiap cabang olahraga memerlukan kelenturan tubuh. Tentu olahraga yang melibatkan fisik terkecuali olahraga otak seperti catur. dengan menguasai kelenturan tubuh yang baik akan mengoptimalkan koordinasi otot sehingga meningkatkan gerakan yang diperlukan. Setiap atlet perlu memiliki kelenturan di bagian-bagian tubuh tertentu yang di butuhkan untuk menunjang penampilannya di arena olahraganya. 3. Menghindari terjadinya cedera pada persendian dan pada otot. Apakah anda pernah keseleo? Fakta keseleo adalah satu indikasi seberapa tingkat kelenturan tubuh Anda. Seseorang yang mudah cedera bisa dikatakan memiliki kelenturan tubuh yang kurang baik. Oleh karenanya, cedera pada sendi dan otot dapat dihindari karena gerakan yang lentur dapat menghindari cedera otot akibat benturan. Manfaat latihan kelenturan tubuh juga akan mempengaruhi seberapa cepat kita mampu pulih dari cedera yang kita alami. 4. kecepatan , koordinasi dan kelincahan tubuh dapat dikembangkan. Memiliki persendian dan otot yang fleksibel maka akan mudah sekali dan terasa ringan digerakkan. Berbeda jika mereka yang memiliki kelenturan tubuh yang buruk, maka akan merasakan setiap persendiannya terasa kaku dan sulit bahkan malas untuk bergerak. Kita perlu melatih kelenturan tubuh kita agar aktivitas kerja kita bisa dilakukan dengan cepat dan ringan karena kita memiliki kelenturan tubuh yang baik. 5. Menghemat tenaga saat beraktivitas Dengan memiliki tingkat kelenturan tubuh yang baik maka akan membuat aktivitas bisa kita lakukan dengan ringan dan cepat. Dengan begitu kita tidak akan mengeluarkan banyak energi untuk menggerakkan persendian kita. Kelenturan tubuh yang baik dapat menghemat pengeluaran tenaga saat melakukan gerakan. 6. Meningkatkan produksi cairan Synovial persendian Manfaat latihan kelenturan tubuh dapat memicu produksi cairan synovial dalam persendian kita. Lalu apa itu cairan synovial? Cairan Synovial adalah pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan persendian pada saat bergerak. Cairan ini juga membantu membawa nutrisi dalam persendian. 7. Meningkatkan kebugaran Dengan memiliki tingkat kelenturan tubuh yang baik maka akan membantu proses kontraksi dan relaksasi otot dapat dilakukan dengan mudah. Tubuh yang lentur dapat meningkatkan manfaat kebugaran jasmani, karena kontraksi otot optimal dan tubuh menjadi luwes dan tidak kaku. 8. Dapat mengurangi nyeri pada punggung bagian bawah Latihan kelenturan dapat mengurangi nyeri pada bagian punggugn yang menjadi penyebab nyeri. Selain itu, dengan latihan kelenturan tubuh dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi. Dengan adanya keseimbangan dan koordianasi yang baik lewat latihan kelenturan, dapat mengurangi resiko jatuh dan tubuh lebih gesit dalam bergerak. Macam-macam kelentukan Pada dasarnya kelentukan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Jika dilihat dari sudut kebutuhan suatu cabang olahraga maka kelentukan dapat dibedakan atas kelentukan umum dan khusus. Apabila dilihat dari bentuk pelaksanaannya maka kelentukan dapat dikelompokkan menjadi kelentukan aktif dan kelentukan pasif serta kelentukan statis dan dinamis 1 Kelentukan umum Kelentukan umum adalah kemampuan semua persendian/pergelangan untuk melakukan geraka-gerakan kesemua arah secara optimal sesuai dengan kapasitas fungsi persendian yang digerakkan. Jenis kelentukan ini dibutuhkan oleh olahraga-olahraga yang menuntut berbagai bentuk aktivitas gerak persendian seperti sepak bola, bolavoli, baskek, tenis, senam artistik dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dapat dikatakn bahwa kelentukan umum mencakup semua fungsi persendian untuk dapat melakukan berbagai bentuk gerakan dalam olahraga. 2 Kelentukan khusus Kelantukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga. Misalnya kelentukan pergelangan tangan dan bahu dalam permainan bolavoli atau pergelangan tangan pada olahraga hockey. Jadi, kelentukan khusus lebih terkait dengan kebutuhan olahraganya. 3 Kelentukan aktif Kelentukan aktif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain lebih baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa alat bantu seperti senam kalestenik atau gerakan-gerakan senam persendiam yang biasa dilakukan secara berulang-ulang yang disebut repetisi gerakan. 4 Kelentukan pasif Kelentukan pasif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan dengan bantuan orang lain atau pasangan latihan seperti melakukan gerakan senam atau gerakan peregangan stretching. Pada kelentukan pasif tidak terjadi pengulangan/repetisi gerakan secara terus menerus selama waktu yang ditentukan dan persendian mengalami peregangan sesuai fungsinya. 5 Kelentukan dinamis Kelentukan dinamis adalah kelentukan dengan mengerak-gerakkan persendian sesuai fungsinya secara berulang kali. Jenis kelentukan ini relatif identik dengan kelentukan aktif, karena terjadi pergerakan pada persendian tubuh yang dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan tujuan latihan yang diinginkan. 6 Kelentukan statis Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dalam waktu dan hitungan tertentu, misalnya latihan peregangan stretching pada waktu melakukan pemanasan. Jenis kelentukan ini lebih identik dengan kelentukan pasif, karena persendian tidak mengalami pengulangan gerakan secara terus menerus. Peregangan statis static stretching meliputi perengan sampai ke batas gerakan tanpa menggunakan kekuatan dan mempertahankan posisi tersebut selama waktu yang ditentukan misalnya 10 detik. Sedangkan peregangan ballistik ballistic stretching merupakan gerakan-gerakan aktif sampai batas gerakan tersebut. Sebagai contoh, membungkukkan badan ke depan dalam posisi berdiri untuk mencapai raihan maksimum pada lutut, dan dilakukan secara berulang-ulang. Bentuk peregangan yang kedua ini identik dengan latihan kelentukan dinamis. Sementara metode PNF meliputi peregangan sampai ke batas gerakan, lakukan kontraksi statis selama beberapa detik melawan beban yang diberikan pasangan latihan. Tes kelentukan Tes kelentukan tubuh ke depan forward flexion of trunk test Tujuan untuk mengukur kelentukan tubuh ke depan Fasilitas/alat Ruangan yang rata, bangku pengukur kelentukan tubuh berskala cm dan inci, kapur halus magnesium bikarbonat, blanko kertas, pensil/pulpen. Petugas pemandu tes, pencatat skor. Pelaksanaan Ujung jari keduatangan peserta tes diberi kapur. Peserta tes berdiri diatas bangku dengan kedua kaki rapat, ujung jari kaki tepat berada di tepi bangku pada skala mistar yang terpasang. Kedua ibu jari tangan berkaitan satu sama lain, kedua tungkai lutut harus lurus. Kemudian badan dibungkukkan pelan-pelan dan kedua tangan berusaha mencapai skala serendah mungkin dan sikap ini dipertahankan selama 3 detik. Kesempatan diberikan 2x berturut-turut. Yang diukur adalah tanda bekas jari yang dicapai pada skala dari 2x kedua ujung jari tangan peserta tes dapat mencapai skala di bawah permukaan bangku, maka hasilnya positif sedangkan jika kedua ujung jari tangan hanya dapat mencapai skala di atas bangku, maka hasilnya negatif. Skor tidak di catat apabila, kedua tungkai tidak lurus, kedua kaki menjinjit. Kedua tangan di sentakkan ke depan. Penilaian skor terbaik bekas jari yang terjauh pada skala dari 2x kesempatan, di catat sebagai hasil akhir peserta tes. Contoh gambar Tes kelentukan tubuh kedepan dengan goniometer Forward flexion of trunk test Tujuan untuk mengukur kelentukan tubuh ke depan. Fasilitas/alat ruangan yang rata, goniometer, blanko kertas, pensil/pulpen. Pelaksanaan peserta tes berdiri tegak, tangan di samping badan, kedua kaki rapat. Kemudian membungkukkan badan serendah mungkin dengan kedua tangan menjangkau kebawah belakang sejauh mungkin melalui samaping kedua kaki, tetapi tidak boleh berpegangan pada kaki. Yang diukur berapa derajat badan dapat dibungkukkan ke depan. Check poin yaitu, pada tulang yang menunjol pada bahu acromion, sumbunya pada tulang yang menonjol pada pangkal paha anterior superior spina iliaca dengan perpanjangan sudutnya dengan mata kaki. Kesempatan diberikan 2 kali berturut-turut. Skor tidak dicatat apabila, kedua tangkai tidak lurus , kedua kaki menjinjit, kedua tangan memegang kaki. Penilaian skor terbaik berapa derajat badan dapat dibengkokkan ke depan dari 2x kesempatan sebagai hasil akhir peserta tes. Pasau, 1986. Contoh gambar Tes kelentukan duduk jangkau sit and reach test Tujuan untuk mengukur kelentukan tubuh kedepan. Reliablitas 0,94 Validitas face validity Fasilitas/alat ruangan yang rata, kotak bangku papan berskala cm dan inci, matras alas yang rata, blanko kertas, pensil/pulpen. Petugas pemandu tes, pencatat skor. Pelaksanaan peserta tes duduk dilantai dengan posisi dua lutut lurus ke depan, telapak kaki melekat pada kaki bangku berskala cm. Lutut bagian belakang harus menyentuh lantai lutut tidak boleh di tekuk. Pelam-pelan bungkukkan badan, lengan dan tangan lurus kedepan menyentuh mistar skala sejauh mungkin. Sikap ini di pertahankan 3 detik. Kesempatan diberikan 2x berturut-turut. Yang diukur adalah tanda bekas jari yang tanmpak pada papan berskala. Skor tidak di catat apabila kedua tungkai tidak lurus, kedua tangan di sentakkan kedepan. Penilaian Skor terbaik 2x kesempatan di catat sebagai hasil akhir peserta tes. Contoh gambar Tes angkat badan atas trunk lift extension test Tujuan untuk mengukur kelentukan ekstensor badan atas. Fasilitas/alat ruangan yang rata, alat pengukur kelentukan flexiomeasure atau mistar yang di beri tanda pada 6 dan 12 inci, matras alas yang rata, blanko kertas, pensil/pulpen. Petugas pemandu tes, pencatat skor. Pelaksanaan peserta tes telungkup, kedua tangan di belakang paha dan ujung kaki lurus. Seorang teman jongkong diantara kedua tungkai peserta tes dan menekan kedua pangkal paha. Peserta tes mengangkat kepala dan badannya, kemudian ditahan sebentar untuk diukur jangan memberi saran untuk mengangkat badan melebihi 12 inci. Pengetes mengukur jarak dari lantai ke dagu. Peserta tes kemudian kembali menurunkan badannya. Kesempatan diberikan 2x dan skor yang paling tinggi yang di catat. Apabila angkat badan melebihi 12 inci, maka dicatatan hanya sampai 12 inci. Skor tidak dicatat apabila, pada waktu mengangkat kepala dan badannya di sentakkan ke atas dan tidak ditahan sebentar untuk keperluan pengukuran. Penilaian skor terbaik dari 2x kesempatan pengukuran ketinggian badan/dagu yang di angkat dari lantai, diukur dari lantai ke dagu yang di catat sampai inci paling dekat,sebagai hasil akhir peserta tes. iskandar, dkk. 1999. Contoh gambar Bentuk latihan kelentukan Latihan kelentukan sering kali di lakukan pada bagian pendahuluan dalam suatu sesi latihan dan pada bagian bentuk dan pada bagian penutup latihan terutama pada cabang olahraga permainan. Akan tetapi lain halnya dengan cabang senam, dimana latihan kelentukan sering kali merupakan kegiatan inti latihan. Selain dari pada itu latihan kelentukan dapat dilakukan dengan dan tanpa alat serta dengan pasangan atau teman latihan partner. 1. Latihan Kelenturan Tubuh dengan Peregangan dinamis Peregangan dinamis atau dynamic stretching atau juga sering disebut peregangan ballistic stretch, adalah peregangan yang mengerak-gerakkan tubuh atau anggota tubuh secara berirama dengan gerakan-gerakan memutar atau memantul-memantulkan anggota tubuh sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa teregangkan. 2. Latihan Kelenturan Tubuh dengan Pereganga statis. Peregangan statis static stretching, adalah peregangan yang dilakukan dengan meregangkan sekelompok otot tertentu misalnaya sikap berdiri dengan tungkai lurus, badan dibungkukkan, tangan mencoba menyentuh lantai sikap ini meregangkan kelompok otot belakang paha. Bentuk-bentuk latihan kelentukan adalah melakukan peregangan otot dengan cara berikut ini. a. Latihan Kelentukan Otot Leher Tujuannya melatih kelentukan persendian dan otot leher. Berikut ini cara melakukannya. 1 Diawali dengan berdiri tegak, kaki dibuka, kedua tangan dipinggang, dan pandangan ke depan. 2 Kepala dipatahkan ke kiri dan ke kanan sebanyak 2×4 hitungan. 3 Kepala dianggukkan ke bawah dan ke atas sebanyak 2×4 hitungan. 4 Kepala diputar ke kanan sebanyak empat hitungan. 5 Kepala diputar ke kiri sebanyak empat hitungan. b. Latihan Kelentukan Sendi Pinggul Tujuannya melenturkan sendi dan otot pinggul. Berikut ini cara melakukannya. 1 Mengambil sikap berdiri tegak, kaki rapat, dan tangan lurus di atas kepala. 2 Tekuk lutut kemudian ayunkan lengan dari bawah sampai ke atas kepala. 3 Lakukan gerakan ini secara bergantian dari bawah ke atas dan sebaliknya, sebanyak 5 hitungan. c. Latihan Kelentukan Otot Pinggang Tujuannya melenturkan otot-otot pinggang. Berikut ini cara melakukannya. 1 Mengambil sikap berdiri dengan kaki dibuka dan kedua tangan di pinggang. 2 Bengkokkan pinggang ke kiri dan ke kanan bergantian sebanyak 2×5 hitungan. 3 Luruskan lengan ke atas kemudian bengkokkan pinggang ke kiri dan ke kanan bergantian sebanyak 2×5 hitungan. 4 Letakkan kedua tangan di pinggang kemudian putar badan 5 kali ke kanan dan 5 kali ke kiri. d. Latihan Kelentukkan Sendi Lutut Tujuannya menguatkan persendian lutut. Berikut ini cara melakukannya. 1 Diawali berdiri kaki kanan melangkah ke depan kemudian lutut kaki depan ditekuk. 2 Kedua telapak tangan menumpu di lantai dan sejajar dengan kaki depan. 3 Renggutkan pinggul ke bawah berulang-ulang dengan posisi kaki bergantian. 4 Lakukan gerakan ini ke depan dan ke belakang sebanyak 2×4 hitungan. e. Latihan Kelentukan Pergelangan Kaki 1 Berdiri dengan ujung kaki jinjit. Tahan sampai delapan kali hitungan kemudian berjalan. 2 Ambil sikap berdiri. Injakkan sisi telapak kaki kanan dan kiri. Tahan sampai delapan kali hitungan. 3 Pergelangan kaki diputar ke kanan dan ke kiri pada sikap berdiri. Masing-masing kaki dilakukan sampai 8 kali hitungan. f. Latihan Kelentukan Pergelangan Tangan 1 Menggerakkan telapak tangan kanan dan kiri ke atas dan ke bawah dan menahannya sampai delapan kali hitungan. 2 Merapatkan kedua punggung tangan dan menekannya. Tahan sampai sepuluh kali hitungan. BAB III PENUTUP KESIMPULAN . Definisi kelentukan Kelentukan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan koordinasi. Macam-macam kelentukan 1 Kelentukan umum Kelentukan umum adalah kemampuan semua persendian/pergelangan untuk melakukan geraka-gerakan kesemua arah secara optimal sesuai dengan kapasitas fungsi persendian yang digerakkan. 2 Kelentukan khusus Kelantukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga. 3 Kelentukan aktif Kelentukan aktif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain lebih baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa alat bantu. 4 Kelentukan pasif Kelentukan pasif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan dengan bantuan orang lain atau pasangan latihan seperti melakukan gerakan senam atau gerakan peregangan stretching 5 . Kelentukan dinamis Kelentukan dinamis adalah kelentukan dengan mengerak-gerakkan persendian sesuai fungsinya secara berulang kali 6 Kelentukan statis Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dalam waktu dan hitungan tertentu, misalnya latihan peregangan stretching pada waktu melakukan pemanasan. Bentuk-bentuk latihan kelentukan 1. Latihan kelentukan umum  Latihan pergelangan tangan  Latihan pergelangan/persendian kaki dan lutut  Latihan persendian pinggul  Latihan persendian bahu dan leher  Latihan persendian tulang belakang 2. Latihan kelentukan khusus  Latihan memutar mutar pergelangan tangan dan bahu  Latihan mengayun kedua lengan kedepan, belakang, samping, atas dan kebawah  Gerakan melingkar pada pergelangan kaki, lutut dan panggul  Mengayun tungkai ke depan, belakang dan ke samping  Membungkukkan badan ke depan, belakang dan samping  Latihan peregangan sendiri dan berpasangan SARAN Kami menyarankan kepada pembaca untuk hidup pola sehat dengan melakukan rutinitas olahraga, menghentikan kegiatan merokok, minum-minuman keras, dan jangan mencoba Narkoba. Karena unsur itu dapat memberikan efek buruk terhadap tubuh kita. Oleh karena itu rajinlah berolahraga agar dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani kita. Kami juga menyarankan kepada generasi penerus bangsa untuk selalu berolahraga. DAFTAR PUSTAKA ,Sumadi, PsikologiPendididkan, Jakarta Raja Suryabrata GranfindoParsada, 1998 Wahyudi, Anton dkk. 2013. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Klaten Viva Pakarindo. hhtp// pengubahan Biodata Penulis Ketua MUHAMMAD DANDI SAPUTRA Sekertaris MUH IRZAL SULTAN Bendahara PERTIWI Anggota 1. KAHARUDDIN M NAMA MUHAMMAD DANDI SAPUTRA JABATAN KETUA TTL BULUKUMBA, 12 AGUSTUS 1999 ASAL MAKASSAR JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 0895801246349 FOTO NAMA MUH IRZAL SULTAN JABATAN SEKERTARIS TTL WATAMPONE,29 MARET 1999 ASAL KAB. BONE JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 0821243160240 FOTO NAMA PERTIWI USMAN JABATAN BENDAHARA TTL BANTAENG,10 NOVEMBER 1999 ASAL KAB. BANTAENG JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 0823 4839 5906 FOTO NAMA KAHARUDDIN M JABATAN ANGGOTA TTL PANGKEP, 10 MEI 1998 ASAL KAB. PANGKEP JURUSAN PENJASKESREK E NO. TELP 082393567484 FOTO Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan – Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan? Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Ini adalah salah satu aspek penting dalam mengukur kinerja atlet yang berkompetisi. Ada berbagai teknik yang digunakan untuk menilai tes angkat badan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Ini adalah cara yang paling mudah dan efisien untuk mengukur kinerja atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan berbagai cara untuk menilai atlet. Salah satu cara untuk menilai adalah dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Ini dapat dengan mudah dihitung dengan membagi jumlah berat badan yang dapat diangkat oleh atlet dengan jumlah berat badan atlet itu sendiri. Ini adalah cara yang paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan dan kinerja atlet dalam angkat beban. Selain itu, teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet. Repetisi adalah jumlah kali seseorang dapat mengangkat berat badan yang diberikan. Ini bisa dengan mudah dihitung dengan membagi jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet dengan jumlah berat badan yang dapat diangkat. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Ini adalah waktu di mana atlet dapat menahannya di atasnya. Hal ini bisa dengan mudah dihitung dengan mengambil rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh atlet untuk menahan beban di atasnya. Ada juga teknik lain yang dapat digunakan untuk menilai tes angkat badan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik penilaian berbasis pengamatan. Ini melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Dengan melakukan pengamatan ini, para pengamat dapat menilai keterampilan atlet dalam melakukan gerakan angkat beban. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Ini adalah cara yang paling akurat untuk mengukur kinerja atlet dan membandingkan kinerja mereka dengan orang lain. Teknik penilaian ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Dengan teknik penilaian ini, para atlet dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi mereka lebih lanjut. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat 1. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat 2. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh 3. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh 4. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat 5. Teknik penilaian berbasis pengamatan melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan 6. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat 7. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Penjelasan Lengkap Bagaimana Teknik Penilaian Tes Angkat Badan 1. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Teknik penilaian tes angkat badan adalah cara untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Penilaian ini dapat menyediakan informasi yang berguna tentang kualitas kondisi fisik dan kemampuan angkat beban yang dimiliki atlet. Penilaian ini juga dapat membantu dalam menentukan program latihan yang tepat agar atlet dapat mencapai kinerja puncaknya. Tes angkat badan biasanya melibatkan atlet yang harus mengangkat beban tertentu dari posisi berbaring ataupun dari posisi duduk. Beban yang diangkat bisa berupa barbel, dumbbell, atau beban lain yang disesuaikan dengan tujuan pelatihan tertentu. Beban ini harus ditanggung dengan teknik yang benar dan selesai dalam satu gerakan. Teknik penilaian tes angkat badan biasanya menggunakan skala seperti skala pengukuran kekuatan relatif RFS atau skala ranking angkat beban RWB. Skala RFS digunakan untuk mengukur seberapa besar kekuatan relatif yang dimiliki oleh atlet, sedangkan skala RWB mengukur seberapa baik atlet dapat menghadapi beban yang berbeda. Beberapa tes angkat badan juga menggunakan tes lain untuk mengukur kemampuan angkat beban. Beberapa contohnya adalah tes lompatan, tes putaran, tes waktu, tes grip, dan tes medan. Tes-tes ini digunakan untuk mengukur kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi atlet. Untuk memastikan hasil yang akurat, sebelum melakukan tes angkat beban, atlet harus melakukan latihan yang tepat dan benar. Ini penting agar atlet dapat menyesuaikan dirinya dengan beban yang harus ditanggung dan dapat menunjukkan performa yang baik. Selain itu, atlet harus mengikuti beberapa petunjuk yang disarankan oleh pelatih. Pelatih biasanya akan mengajarkan teknik yang benar untuk mengangkat beban dan menjelaskan cara terbaik untuk mengontrol kekuatan dan ketahanan tubuh. Setelah tes angkat beban selesai dilakukan, atlet harus memeriksa hasilnya. Hasil tes ini akan menunjukkan bagaimana atlet membandingkan kekuatannya dengan orang lain dan bagaimana atlet dapat meningkatkan kekuatannya. Hasil ini juga dapat digunakan untuk menentukan program latihan yang tepat bagi atlet. Dengan demikian, teknik penilaian tes angkat badan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dan prestasi atlet dalam angkat beban. Penilaian ini dapat menyediakan informasi yang berguna tentang kondisi dan kemampuan angkat beban, dan juga dapat membantu dalam menentukan program latihan yang tepat. 2. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet. Ini adalah cara yang populer untuk mengukur kekuatan dan kesehatan atlet. Prosedur ini biasanya digunakan untuk menilai kemampuan fisik atlet di berbagai tingkat, termasuk kejuaraan. Teknik penilaian berbasis kinerja mengukur berapa banyak berat badan yang dapat diangkat oleh atlet dalam waktu singkat. Angka ini kemudian dicocokkan dengan standar yang ditetapkan untuk menilai kemampuan atlet. Atlet harus dapat mencapai atau melebihi standar tertentu untuk mendapatkan nilai tertinggi. Atlet akan diuji dengan angkat badan tertentu. Hal ini bisa berupa beban yang terdiri dari barbel, dumbel, atau berat lainnya. Atlet harus mengulangi angkat beban ini sebanyak mungkin. Jumlah angkat yang dilakukan oleh atlet ini akan menjadi standar untuk menilai kemampuan fisik atlet. Setelah itu, para juri akan menghitung jumlah angkat yang dilakukan oleh atlet dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan. Jika atlet berhasil mencapai atau melebihi standar, mereka akan mendapatkan nilai tertinggi. Jika atlet tidak dapat mencapai atau melebihi standar, nilai yang mereka dapatkan akan rendah. Teknik penilaian berbasis kinerja ini bermanfaat bagi atlet karena memungkinkan mereka untuk mengetahui tingkat kesehatan dan kekuatan fisik mereka. Dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet, para juri dapat dengan mudah menentukan apakah atlet dapat bersaing dengan atlet lain. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Pertama, para juri harus memastikan bahwa standar yang ditetapkan adalah tepat dan dapat diikuti oleh semua atlet. Kedua, para juri harus memastikan bahwa berat badan yang digunakan untuk mengukur kinerja atlet adalah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ketiga, para juri harus memastikan bahwa atlet memiliki waktu yang cukup untuk melakukan angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja ini berguna bagi para atlet untuk menilai dan mengembangkan kemampuan fisik mereka. Dengan mengukur berat badan yang dapat diangkat oleh atlet, para juri dapat dengan mudah menentukan tingkat kemampuan fisik atlet. Namun, para juri harus memastikan bahwa standar yang ditetapkan tepat dan dapat diikuti oleh semua atlet. 3. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet. Teknik penilaian berbasis kinerja merupakan salah satu teknik penilaian yang banyak digunakan untuk menilai tes angkat badan. Pada teknik ini, tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kinerja atlet yang diukur berdasarkan jumlah repetisi yang dapat mereka lakukan dalam jangka waktu tertentu. Artinya, jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet akan menjadi tolak ukur kinerja mereka. Teknik penilaian berbasis kinerja melibatkan beberapa komponen, termasuk menentukan desain tes angkat badan yang ingin digunakan, menentukan berapa banyak repetisi yang harus dilakukan oleh atlet, memilih metode pengukuran yang tepat, memilih kriteria penilaian, dan lainnya. Pada teknik penilaian berbasis kinerja, mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet menjadi hal yang sangat penting untuk menilai kinerja mereka. Repetisi adalah jumlah gerakan yang dapat dilakukan oleh atlet dalam jangka waktu tertentu. Untuk tes angkat badan, repetisi dapat diukur dengan menghitung berapa banyak kali atlet dapat berangkat dan kembali ke posisi awal. Dengan demikian, jumlah repetisi yang dapat dilakukan oleh atlet akan menjadi tolak ukur kinerja mereka. Untuk mengukur jumlah repetisi, atlet harus melakukan berbagai tes angkat badan. Setiap tes harus memenuhi kriteria yang ditentukan sebelumnya. Setelah tes selesai, hasilnya akan dianalisis dan dinilai berdasarkan jumlah repetisi yang dapat dicapai oleh atlet. Dengan menggunakan teknik ini, pengamat dapat dengan mudah mengidentifikasi tingkat kinerja atlet dan mengetahui berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka. Kesimpulannya, teknik penilaian berbasis kinerja merupakan teknik yang banyak digunakan untuk menilai tes angkat badan. Dengan teknik ini, tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kinerja atlet dengan mengukur berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka dalam waktu tertentu. Dengan menggunakan teknik ini, pengamat dapat dengan mudah mengidentifikasi tingkat kinerja atlet dan mengetahui berapa banyak repetisi yang dapat dilakukan oleh mereka. 4. Teknik penilaian berbasis kinerja juga melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja adalah salah satu cara yang digunakan untuk menilai prestasi atlet dalam angkat badan. Teknik ini melibatkan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan. Teknik ini sering digunakan dalam kompetisi angkat berat untuk menentukan siapa yang memenangkan kompetisi. Teknik penilaian berbasis kinerja adalah salah satu yang paling umum digunakan ketika menilai kemampuan angkat badan. Dalam teknik ini, atlet melakukan angkat badan dengan berat tertentu. Setelah atlet berhasil mengangkat berat, dia akan diperintahkan untuk menahan berat badan untuk jangka waktu tertentu. Waktu maksimal yang diperbolehkan untuk menahan berat badan adalah tiga detik. Atlet yang dapat menahan berat badan untuk jangka waktu tersebut akan memenangkan kompetisi. Teknik penilaian berbasis kinerja juga memiliki beberapa keunggulan. Pertama, teknik ini dapat menentukan kemampuan angkat badan yang tepat dari atlet. Teknik ini juga memastikan bahwa atlet yang menang adalah yang terbaik. Kedua, teknik ini dapat menentukan kemampuan angkat badan yang tepat dari atlet dengan mengukur berapa lama mereka dapat menahan berat badan. Teknik ini juga memastikan bahwa atlet yang menang adalah yang paling kuat. Ketiga, teknik ini juga memungkinkan atlet untuk meningkatkan kemampuan mereka secara berkelanjutan. Dengan mengetahui berapa lama mereka dapat menahan berat badan, mereka dapat mengidentifikasi keterbatasan mereka dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan mereka. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi ketika menggunakan teknik penilaian berbasis kinerja. Pertama, teknik ini membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk diimplementasikan. Kedua, teknik ini memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Ketiga, teknik ini mungkin tidak sesuai untuk semua jenis angkat badan, seperti angkat bahu dan angkat seluruh badan. Walaupun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, teknik penilaian berbasis kinerja tetap merupakan salah satu yang paling umum digunakan untuk menilai kemampuan angkat badan. Dengan mengukur berapa lama atlet dapat menahan berat badan, teknik ini dapat memastikan bahwa atlet yang memenangkan kompetisi adalah yang terbaik. Teknik ini juga memungkinkan atlet untuk meningkatkan kemampuan angkat badan mereka dengan berkelanjutan. 5. Teknik penilaian berbasis pengamatan melibatkan pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Teknik penilaian berbasis pengamatan adalah metode penilaian yang berbasis pada pengamatan keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Metode ini bergantung pada kemampuan pengamat untuk menilai gerakan atlet secara akurat. Teknik ini biasanya digunakan untuk menilai gerakan atlet dalam olahraga seperti teknik angkat besi, angkat badan, dan lompat tinggi. Salah satu alasan utama penggunaan teknik penilaian berbasis pengamatan adalah karena pengamat dapat secara langsung menilai gerakan atlet. Pengamat dapat dengan mudah mengamati kinerja atlet dan gerakannya. Ini menyediakan pengamat dengan informasi yang akurat dan berharga tentang keterampilan atlet. Selain itu, teknik ini memungkinkan pengamat untuk memberikan tanggapan yang tepat dan cepat. Selain itu, teknik ini juga memungkinkan pengamat untuk memberikan saran dan komentar yang bermanfaat untuk membantu atlet meningkatkan keterampilannya. Ketika menggunakan teknik penilaian berbasis pengamatan, pengamat harus memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang gerakan yang dianalisis. Pengamat harus memahami aturan yang berlaku dalam olahraga dan jenis gerakan yang berlaku. Ini akan memastikan bahwa pengamat menilai keterampilan atlet dengan benar dan memberikan tanggapan yang tepat. Selain itu, pengamat juga harus memiliki kemampuan untuk mengamati gerakan dengan tepat. Pengamat harus dapat mengamati gerakan dengan teliti dan mengenali kesalahan dan keberhasilan atlet. Ini akan membantu pengamat menilai gerakan atlet dengan benar dan memberikan tanggapan yang sesuai. Di akhir penilaian, pengamat akan memberikan penilaian yang akurat tentang keterampilan atlet dan cara mereka melakukan gerakan. Dengan informasi ini, atlet akan dapat memahami lebih baik keterampilan mereka dan berusaha untuk meningkatkan kinerja mereka di masa depan. Dengan demikian, teknik penilaian berbasis pengamatan akan membantu atlet mencapai potensi maksimal mereka dalam teknik angkat badan. 6. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan adalah cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik ini memungkinkan tester untuk menilai performa dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan secara kualitatif dari setiap tester. Teknik ini juga memungkinkan tester untuk menilai tes angkat badan secara obyektif dan mengidentifikasi perbedaan antara berbagai tes angkat badan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan mencakup tujuh langkah utama. Pertama, tester harus menentukan tujuan tes angkat badan. Tujuan tes angkat badan dapat berkisar dari evaluasi kesehatan umum, kondisi fisik, kondisi mental, kemampuan fisik, kemampuan melakukan aktivitas harian, kemampuan melakukan tugas fisik, hingga tujuan menilai kemampuan atletik. Kedua, tester harus memilih jenis tes angkat badan yang sesuai dengan tujuan tes angkat badan. Jenis tes angkat badan dapat berkisar dari tes kekuatan otot, tes kekuatan otot-otot punggung, tes daya tahan, tes kecepatan, tes keseimbangan, tes kekuatan kaki, hingga tes kekuatan lengan. Ketiga, tester harus menentukan target yang akan dicapai oleh tester selama tes angkat badan. Target dapat berkisar dari mempertahankan postur yang benar, menghitung jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu, meningkatkan kekuatan otot, hingga meningkatkan daya tahan. Keempat, tester harus mendefinisikan nilai yang akan diterapkan pada setiap tes. Nilai dapat berkisar dari skor kualitatif untuk menilai performa, skor kuantitatif untuk mengukur kekuatan dan kelemahan, hingga skor komposit untuk menilai kinerja keseluruhan. Kelima, tester harus melakukan pengamatan dan evaluasi secara kualitatif. Pengamatan dan evaluasi ini dapat berkisar dari menilai keseimbangan, menilai postur, menilai kontrol gerakan, menilai kekuatan, hingga menilai daya tahan. Keenam, tester harus menerapkan skor kuantitatif untuk mengukur kemampuan tester. Skor kuantitatif ini dapat berkisar dari skor jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam waktu tertentu, skor jumlah angkatan yang dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, skor kekuatan otot, hingga skor daya tahan. Teknik penilaian berbasis kinerja dan pengamatan merupakan cara yang paling efektif untuk menilai tes angkat badan. Teknik ini memungkinkan tester untuk menilai performa secara kualitatif dan mengukur kemampuan secara kuantitatif. Dengan teknik ini, tester dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan secara obyektif dan menilai kinerja keseluruhan secara efektif. 7. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Teknik penilaian adalah cara untuk menilai kemampuan seseorang atau kinerja suatu organisasi. Metode ini sering digunakan untuk menilai kemampuan atlet, seperti dalam hal teknik angkat beban. Teknik ini bertujuan untuk mengukur kemampuan fisik atlet, yang dapat membantu dalam perencanaan latihan dan program pelatihan. Saat melakukan teknik penilaian angkat beban, penting untuk memastikan bahwa atlet memiliki peralatan yang tepat, termasuk pakaian, sepatu, beban, dan perlengkapan lain yang tepat. Selain itu, atlet harus memiliki area yang aman untuk melakukan aktivitas angkat beban, dengan lantai yang kokoh dan tidak licin. Ini penting untuk memastikan bahwa atlet tidak mengalami cedera. Setelah memastikan bahwa atlet memiliki peralatan yang tepat dan berada di area aman, tahap selanjutnya adalah melakukan tes angkat beban. Teknik penilaian ini melibatkan atlet melakukan angkat beban dengan berbagai tingkat beban. Tingkat beban yang tepat ditentukan oleh pelatih, tergantung pada tujuan tes angkat beban. Setelah itu, pelatih akan menilai kemampuan atlet untuk menangani beban dengan mencatat jumlah berapa banyak angkat yang dapat dilakukan atlet selama tes. Ketika melakukan tes angkat beban, penting untuk memastikan bahwa atlet melakukan latihan dengan benar. Pelatih harus memastikan bahwa atlet menggunakan teknik yang benar, termasuk memastikan bahwa posisi tubuh, kaki, dan tangan atlet benar dan sesuai dengan standar. Pelatih juga harus memastikan bahwa angkat yang dilakukan atlet dilakukan dengan kecepatan yang tepat dan dengan kontrol yang tepat. Teknik penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan atlet dan mengidentifikasi area untuk peningkatan. Hal ini penting untuk menentukan mana yang perlu ditingkatkan atau dicapai oleh atlet. Dengan mengetahui area yang membutuhkan perbaikan, pelatih dapat menyesuaikan program pelatihan untuk membantu atlet mencapai tujuannya. Teknik penilaian angkat beban adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mengukur kemampuan atlet. Dengan melakukan tes angkat beban, atlet dapat mengetahui seberapa baik mereka melakukan angkat beban dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. Dengan cara ini, atlet dapat dengan efektif mencapai tujuan mereka dan meningkatkan kemampuan mereka.

bagaimana teknik penilaian tes angkat badan